Selasa, 24 Februari 2015

Kartun-kartun Malaysia yang Populer di Indonesia

1. Upin dan Ipin


Meski bukan kartun Malaysia pertama yang tampil di televisi Indonesia, Upin dan Ipin bisa dibilang pelopor kepopuleran kartun-kartun asal Malaysia. Film animasi anak-anak yang dirilis pada 14 September 2007 di Malaysia ini awalnya bertujuan untuk mendidik anak-anak agar lebih menghayati bulan Ramadan. Les' Copaque. Kini, Upin & Ipin sudah memiliki tiga musim tayang. Di Indonesia, Upin & Ipin hadir di MNCTV.

Upin dan Ipin merupakan sepasang kakak-beradik kembar berusia belia yang tinggal bersama Kak Ros dan Mak Uda (biasa dipanggil Opah) di Kampung Durian Runtuh setelah kematian kedua orangtua mereka sewaktu masih bayi. Upin dan Ipin bersekolah di Tadika Mesra yang terletak dalam kawasan kampung, di mana mereka berteman dengan banyak teman yang bermacam-macam tingkah lakunya, seperti Mei Mei yang imut dan berkepribadian cerdas, Jarjit Singh yang gemar membuat humor dan membuat pantun, Ehsan yang suka menyendiri, cerewet dan suka makan, Fizi (sepupu Ehsan) yang penuh keyakinan diri tetapi suka mengejek orang lain, dan Mail yang berkemampuan untuk berjualan, suka melamun dan mengantuk karena ia berjualan ayam semalam dan pandai berhitung.
Kampung Durian Runtuh dipimpin oleh Isnin bin Khamis yang lebih dikenal bernama Tok Dalang karena merupakan ahli wayang kulit. Tok Dalang memiliki sebuah pohon rambutan untuk tujuan komersial dan memelihara ayam jantan yang bernama Rembo. Penduduk lain yang dikenal ialah Muthu, pedagang makanan yang tinggal bersama anaknya Rajoo dan sapi peliharaannya yang bernama Sapy; Saleh, seorang transgender yang senang berkata kasar; dan Ah Tong, pengirim tanaman yang pandai berbicara. Kampung Durian Runtuh juga didatangi oleh seorang gadis bernama Susanti yang merupakan pindahan dari Jakarta, Indonesia.





2.Bola Kampung


Inilah kartun Malaysia pertama yang saya tonton, mengisahkan gairah sekelompok anak-anak luar bandar dalam memainkan sepak bola dan impian mereka untuk mewakili sekolah mereka dalam olahraga tersebut. Serial Bola Kampung aslinya dibikin dan disiarkan dalam bahasa Malaysia di RTM1, tetapi kini juga di alih suara ke bahasa Inggris dan bahasa-bahasa lain dengan membawa judul Football Kids untuk tayangan oleh Disney Channel di 16 negara sejak akhir tahun 2007.

Bola Kampung mengisahkan sekelompok anak-anak yang tinggal di Kampung Gong Lechar, daerah Pohon Bambu, yang menggilai sepak bola, itupun hanya karena hobby saja. Ini berubah ketika kepala sekolah mereka dan pelatih sepak bola baru, Abdul Rahman, mendirikan sebuah tim bola untuk tanding di turnamen antar sekolah. Iwan, yaitu karakter utama serial Bola Kampung, menjadi pemimpin tim sepakbola sekolahnya ini, namun ditentang oleh ayahnya yang ironik sekali yang juga pernah memainkan dalam tim nasional sepak bola, gara-gara tidak mau anaknya mengalami nasib malang seperti dirinya. Namun, dengan dukungan kawan karibnya Azizul dan Sabok, Iwan berhasil meredah segala rintangan, sekaligus menjadi nadi tim. Bersama-sama, Iwan dan rekan-rekannya bertarung dengan tantangan yang mendatang untuk mencapai impian masing-masing.


3. BoBoiBoy

Kalau yang satu ini masih terbilang baru dan belum begitu populer. Tapi saya suka sama theme songnya yang berjudul "BoBoiBoy Superhero Kita" kocak, hahaha
Film bergenre aksi, komedi dan petualangan ini mengisahkan tentang seorang anak yang memiliki kekuatan luar biasa untuk menghadapi makhluk asing yang ingin menyerang bumi. Bersama dengan ketiga temannya Ying, Yaya dan Gopal, BoBoiBoy berusaha menghalangi alien berkepala kotak bernama Adu Du yang berwarna hijau yang menginginkan biji coklat agar bisa menaklukkan bumi.


Yap, itulah kartun-kartun berkualitas asal Malaysia. Hadirnya kartun-kartun ini di Indonesia saya pikir merupakan hal yang positif. Daripada kita terus terusan menayangkan kartun dari negara-negara lain yang terkadang memberikan contoh buruk seperti nakal, konsumtif dan bahkan pornografi. Tapi saya harap kartun kartun asal Indonesia juga bisa populer di Malaysia ataupun di negara lain. Maju terus Nusantara!

0 komentar:

Posting Komentar