1. Bacan
Batu bacan (Chrysocolla) adalah batu
permata atau batu mulia yang berasal dari Pulau Kasiruta, Halmahera
Selatan, Maluku Utara. Batu akik bacan ini sejatinya telah tersohor
hingga mancanegara. Bukan hanya di masa kini, melainkan sejak abad
pertengahan saat Tanah Air menjadi pusat rempah-rempah dunia.
Batu bacan dianggap ‘batu hidup’ karena kemampuannya berproses
menjadi lebih indah secara alami. Sebagai contoh mengapa batu ini sampai
mendapat nama sebagaui “batu hidup” adalah batu bacan yang semula
berwarna hitam secara bertahap mampu berubah menjadi hijau. Tidak cukup
berproses sampai di situ, berikutnya batu ini masih bisa berubah lagi
dalam proses ‘pembersihan’ sehingga menjadi hijau bening seperti air.
Untuk mempercepat proses tersebut biasanya pemilik batu bacan akan
terus-menerus memakainya hingga berubah warnanya.
Nama bacan berasal dari nama pulau dan nama kerajaan di Maluku Utara.
Batu bacan telah melambungkan nama daerah asalnya ke mancanegara. Sudah
sejak lama penduduk di kawasan empat kerajaan Maluku (Terante, Tidore,
Jailolo, dan Bacan) memanfaatkan keindahan batu yang berasal dari daerah
mereka itu sebagai bahan perhiasan. Nama pulau penghasil batu bacan
sendiri adalah Pulau Kasiruta. Akan tetapi, penisbahan nama bacan
diawali dari tempat pertama kali batu itu diperdagangkan, yaitu Pulau
Bacan yang tidak seberapa jauh jaraknya dari Pulau Kasiruta.
Dilansir indonesia.travel, keelokan batu bacan tidak hanya pada
kemampuannya untuk terus ‘hidup’ berubah warna secara alami. Namun,
beberapa jenis batu bacan untuk dapat menyerap senyawa lain dari bahan
yang melekatinya. Seperti sebutir batu bacan hijau doko
yang dilekatkan dengan tali pengikat berbahan emas mampu menyerap bahan
emas tersebut sehingga bagian dalam batunya muncul bintik-bintik emas.
Kemampuan batu bacan yang berubah warna secara alami dan mencerap
bahan melekatinya itulah yang membuat pecinta batu mulia di luar negeri
dari China, Arab, dan Eropa tercengang dan kagum terhadapnya. Selain
itu, batu bacan juga memiliki tingkat kekerasan batu
7,5 skala Mohs seperti batu jamrud dan melebihi batu giok. Dengan
keistimewaan dan keunggulan batu bacan itulah banyak pecinta batu mulia
dari luar negeri memburunya sejak tahun 1994. Di Indonesia sendiri batu
ini baru popular belakangan sejak 2005 dimana sekarang harganya sangat
mahal serta kurang logis bagi orang awam.
Penambangan batu bacan sendiri di Pulau Kasiruta tidaklah mudah
karena perlu penggalian tanah hingga lebih dari 10 meter. Penambang
batunya perlu mencari di tanah terdalam demi mencari urat-urat galur
batu bacan. Meski lebih identik dengan warna hijau, batu bacan
sebenarnya memiliki ragam warna lain seperti kuning tua, kuning muda,
merah, putih bening, putih susu, coklat kemerahan, keunguan, coklat,
bahkan juga beragam warna lainnya hingga 9 macam.
Batu bacan diketahui telah menjadi perhiasan hampir setiap warga
sejak masa empat kesultanan (Ternate, Tidore, Jailolo, dan Bacan) di
Maluku Utara, baik itu oleh pria maupun wanita. Bahkan, batu bacan
terbaik menjadi penghias mahkota para sultan yang masih ada hingga saat
ini seperti pada mahkota Kesultanan Ternate. Sering pula batu ini
menjadi hadiah bagi tamu yang menyambangi pulau-pulau di Maluku. Tahun
1960 saat Presiden Soekarno berkunjung ke Pulau Bacan dihadiahi warga di
sana berupa batu bacan. Presiden SBY juga sempat menghadiahi Presiden
Amerika Serikat, yaitu Barrack Obama berupa cincin batu bacan saat
berkunjung ke Indonesia.
Apabila Anda menyambangi Ternate, Tidore, Jailolo, atau pun Pulau
Bacan maka pastikan mendapatkannya untuk sebuah cenderamata. Akan
tetapi, perlu kecermatan memilih atau mintalah saran orang yang
memahaminya terkait keasliannya. Hindari pula membeli batu bacan ‘mati’
yang dibentuk jadi mata kalung atau mata cincin dimana terkadang batu
tersebut tidak akan mengalami proses apa-apa lagi.
Sebagai panduan singkat bahwa jenis batu bacan berkualitas yang umum
dikenal dan beredar di pasaran ada dua, yaitu bacan doko dan bacan
palamea. Bacan doko kebanyakan berwarna hijau tua sedangkan bacan
Palamea berwarna hijau muda kebiruan. Nama palamea dan doko sendiri
diambil dari nama desa di Pulau Kasiruta. Kedua desa tersebut memiliki
deposit batu bacan cukup banyak selain di desa Imbu Imbu dan Desa
Besori.
Batu bacan sendiri merupakan jenis batu krisokola yang kebanyakan
berwarna hijau kebiruan. Kekerasan awal batu ini berkisar antara 3-4
pada skala Mohs. Batu Bacan berkualitas adalah yang telah mengalami
proses silisifikasi sehingga kekerasannya mencapai 7 pada skala Mohs.
Batu bacan yang sudah memproses alami akan terlihat mengkilat dan keras
ketika sudah diasah.
Batu bacan dikenal memiliki dua jenis, yakni:
1. Batu bacan doko: Batu bacan Doko berasal dari nama desa tempat
pertama kali batu ini di temukan yaitu di Desa Doko di Kepulauan
Kasiruta. Batu bacan Doko memilki warna yang khas yaitu hijau tua.
2. Batu bacan Palmea: Nama ini juga diambilkan dari nama desa di
pulau yang sama. Nmun demikian batu bacan palmea memiliki kekhasan
tersendiri. Batu bacan palmea berwarna hijau muda kebiruan.
Bagi mereka yang percaya batu bacan juga memiliki khasiat tersendiri.
Mereka percaya bahwa batu bacan memiliki kekuatan dengan pemiliknya
bisa menjadi hidup lebih makmur di samping membuat pemakainya kelihatan
lebih menarik dan berwibawa sehingga banyak disukai orang. Demikian
mitos yang berkembang tantang khasiat batu bacan.
2. Idokras
Kebanyakan batu mulia idokras ini berwarna lumut
hijau atau kadang menyerupai warna solar, yakni cokelat
kekuning-kuningan. Dilansir luwuraya.com, idokras atau idocrase
merupakan salah satu jenis permata yang sangat digemari dan diburu oleh
kolektor permata dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Popularitas
permata jenis ini melejit karena dikabarkan salah satu petinggi negeri
ini mengenakan cincin dengan permata jenis ini.
Harga permata idocrase sudah ada yang dibanderol sampai ratusan juta
rupiah. Saat ini hanya dikenal dua nama daerah sebagai sumber permata
ini yaitu Sumatera Barat dan Nangroe Aceh Darussalam. Idocrase dari
Sumatera Barat dkenal sebagai Sungai Dareh, mungkin dikarenakan jenis
batu ini banyak didapatkan dari salah satu sungai di sana, dan Idocrase
dari Aceh dikenal dengan nama giok Aceh atau nephrite Aceh.
Karena jumlahnya yang sangat terbatas dan daerah penambangan yang
sulit dijangkau, dua jenis idocrase ini menjadi langka dan sulit
didapatkan. Kalaupun ada yang tersedia pada etalase penjual permata,
itupun bisa didapatkan dengan harga yang mahal.
Namun saat ini telah ditemukan jenis idocrase baru yang berasal dari
Kabupaten Luwu Timur Propinsi Sulawesi Selatan. Berawal dari trend
pencinta permata melanda juga daerah Soroako dan Malili di Kabupaten
Luwu Timur, sekumpulan pencinta akik mulai mengolah kerikil dan batu
lokal menjadi permata.
Mereka membuat permata hanya untuk koleksi sendiri, bukan untuk
diperjual-belikan. Tanpa sengaja, salah satu dari mereka memungut
kerikil atau batu pecah yang ada di halaman mesjid tempat mereka
berkumpul dan kemudian dibuat menjadi permata. Permata tersebut berwarna
hijau kecoklatan atau Brownish Green dan terdapat totol-totol hitam.
Penampilan permata ini tidak jauh berbeda dengan permata Sungai Dareh
jenis Kumbang Janti. Perbedaan mencolok hanya dari warna dasarnya saja,
Sungai Dareh Kumbang Janti lebih hijau cerah akan tetapi ada juga
idocrase Luwu Timur yang berwarna hijau dan hijau kekuningan .
Salah seorang anggota perkumpulan pecinta permata lokal, Andi
Zulkarnain mencoba mengirim sampel permata jenis ini ke salah satu
laboratorium penguji permata dan hasilnya ternyata jenis permata ini
adalah Idocrase Vesuvianite. Tentu hal ini sangat menggembirakan bagi
pencinta permata lokal Nusantara khususnya perkumpulan pencinta akik
lokal di Luwu Timur.
Dua warga di Kecamatan Nuha, H. Kahfy dan Musran, mengatakan jika
batu jenis ini banyak terdapat di Soroako dan sekitarnya sehingga bagi
pemburu permata idocrase tidak perlu khawatir kehabisan bahan.
Menurut kedua pentolan kumpulan pencinta akik Soroako tersebut, tidak
tertutup kemungkinan akan ditemukan jenis batu akik lokal yang lebih
bagus, kristal dan memiliki nilai yang lebih baik lagi dan bisa
disejajarkan dengan jenis Bio Solar dari Aceh yang nilai jualnya sudah
mencapau ratusan juta rupiah per bijinya.
Perkumpulan ini memberikan nama pada permata jenis ini yaitu Batu Verbeek atau Verbeek Stone dengan sebutan Sang Verbeek.
3. Kalsedon
Gemstone yang satu ini memiliki berbagai warna mulai dari merah,
kuning, biru, hingga jingga, tapi yang utama ialah hijau. Batu permata
ini seolah-olah diselimuti kabut, sehingga kelihatan memiliki cahaya
kusam. Di Indonesia batu mulia jenis ini banyak dihasilkan di Jawa Barat
dan Sulawesi Tenggara. Baru-baru ini, kalsedon juga ditemukan di
Pacitan, Jawa Timur.
Batu permata kalsedon (Chalcedony) adalah bentuk kriptokristalin dari
silika, terdiri dari mineral kuarsa dan moganit yang saling bertumpuk.
Kuarsa dan moganit merupakan mineral silika, namun kuarsa memiliki
struktur trigonal sedangkan moganit bersifat monoklinik. Struktur kimia
dari chalcedony adalah SiO2.
Data rinci tentang batu kalsedon bisa dilihat pada artikel: Batu Chalcedony.
4. Akik gambar
Batu ini memiliki keistimewaan karena punya wujud gambar yang terukir
secara alami. Ada batu akik yang punya gambar menyerupai ayam, tokoh,
atau pemandangan. Jangan heran semakin unik gambar dalam batu akik ini
tentu harga jual akan ikut terdongkrak.
Batu gambar atau agate
banyak ditemukan di Pacitan (Jawa Timur), Garut (Jawa Barat), dan Nusa
Kambangan. Diyakini masih banyak lagi daerah penghasil batu gambar di
Indonesia yang belum terkuak.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang akik gambar, silakan cek artikel: 20 Foto contoh akik krital agate: Murah tapi menawan dan juga artikel Wuuss! Batu akik bergambar Nyi Roro Kidul ini harganya Rp 5 miliar.
5. Kalimaya (batu opal)
Batu yang juga disebut opal ini merupakan batu permata (gem) yang lembek, tapi banyak disukai orang. Harganya tergolong mahal. Opal
bisa memancarkan cahaya berlian. Opal ditambang di India, Mesir,
Australia, Meksiko. Khusus di Indonesia ada di Banten. Tidak berlebihan
jika kalimaya dianggap sebagai batu terindah di dunia.
Untuk penjelasan lebih lengkap tentang batu opal kalimaya, silakan cek artikel Batu Opal (Kalimaya).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar