1. Upin dan Ipin
Meski bukan kartun Malaysia pertama yang tampil di televisi Indonesia,
Upin dan Ipin bisa dibilang pelopor kepopuleran kartun-kartun asal
Malaysia. Film animasi anak-anak yang dirilis pada 14 September 2007 di
Malaysia ini awalnya bertujuan untuk mendidik anak-anak agar lebih
menghayati bulan Ramadan. Les' Copaque. Kini, Upin & Ipin sudah memiliki tiga musim tayang. Di Indonesia, Upin & Ipin hadir di MNCTV.
Upin dan Ipin merupakan sepasang kakak-beradik kembar berusia belia
yang tinggal bersama Kak Ros dan Mak Uda (biasa dipanggil Opah) di
Kampung Durian Runtuh setelah kematian kedua orangtua mereka sewaktu
masih bayi. Upin dan Ipin bersekolah di Tadika Mesra yang terletak dalam
kawasan kampung, di mana mereka berteman dengan banyak teman yang
bermacam-macam tingkah lakunya, seperti Mei Mei yang imut dan
berkepribadian cerdas, Jarjit Singh yang gemar membuat humor dan membuat
pantun, Ehsan yang suka menyendiri, cerewet dan suka makan, Fizi
(sepupu Ehsan) yang penuh keyakinan diri tetapi suka mengejek orang
lain, dan Mail yang berkemampuan untuk berjualan, suka melamun dan
mengantuk karena ia berjualan ayam semalam dan pandai berhitung.
Kampung Durian Runtuh dipimpin oleh Isnin bin Khamis yang lebih dikenal
bernama Tok Dalang karena merupakan ahli wayang kulit. Tok Dalang
memiliki sebuah pohon rambutan untuk tujuan komersial dan memelihara
ayam
jantan yang bernama Rembo. Penduduk lain yang dikenal ialah Muthu,
pedagang makanan yang tinggal bersama anaknya Rajoo dan sapi
peliharaannya yang bernama Sapy; Saleh, seorang transgender yang senang
berkata kasar; dan Ah Tong, pengirim tanaman yang pandai berbicara.
Kampung Durian Runtuh juga didatangi oleh seorang gadis bernama Susanti
yang merupakan pindahan dari Jakarta, Indonesia.
2.Bola Kampung
Inilah kartun Malaysia pertama yang saya tonton, mengisahkan gairah
sekelompok anak-anak luar bandar dalam memainkan sepak bola
dan impian mereka untuk mewakili sekolah mereka dalam olahraga
tersebut. Serial Bola Kampung aslinya dibikin dan disiarkan dalam bahasa
Malaysia di RTM1, tetapi kini juga di alih suara ke bahasa Inggris dan
bahasa-bahasa lain dengan membawa judul Football Kids untuk tayangan oleh Disney Channel di 16 negara sejak akhir tahun 2007.
Bola Kampung mengisahkan sekelompok anak-anak yang tinggal di
Kampung Gong Lechar, daerah Pohon Bambu, yang menggilai sepak bola,
itupun hanya karena hobby saja. Ini berubah ketika
kepala sekolah mereka dan pelatih sepak bola baru, Abdul Rahman,
mendirikan sebuah tim bola untuk tanding di turnamen antar sekolah.
Iwan, yaitu karakter utama serial Bola Kampung, menjadi pemimpin
tim sepakbola sekolahnya ini, namun ditentang oleh ayahnya yang ironik
sekali yang juga pernah memainkan dalam tim nasional sepak bola, gara-gara tidak
mau anaknya mengalami nasib malang seperti dirinya. Namun, dengan
dukungan kawan karibnya Azizul dan Sabok, Iwan berhasil meredah segala
rintangan, sekaligus menjadi nadi tim. Bersama-sama, Iwan dan
rekan-rekannya bertarung dengan tantangan yang mendatang untuk mencapai
impian masing-masing.
3. BoBoiBoy
Kalau yang satu ini masih terbilang baru dan belum begitu populer. Tapi
saya suka sama theme songnya yang berjudul "BoBoiBoy Superhero Kita"
kocak, hahaha
Film bergenre aksi, komedi dan petualangan ini mengisahkan tentang seorang anak yang memiliki kekuatan luar
biasa untuk menghadapi makhluk asing yang ingin menyerang bumi. Bersama
dengan ketiga temannya Ying, Yaya dan Gopal, BoBoiBoy berusaha
menghalangi alien berkepala kotak bernama Adu Du yang berwarna hijau
yang menginginkan biji coklat agar bisa menaklukkan bumi.
Yap, itulah kartun-kartun berkualitas asal Malaysia. Hadirnya
kartun-kartun ini di Indonesia saya pikir merupakan hal yang positif.
Daripada kita terus terusan menayangkan kartun dari negara-negara lain
yang terkadang memberikan contoh buruk seperti nakal, konsumtif dan
bahkan pornografi. Tapi saya harap kartun kartun asal Indonesia juga
bisa populer di Malaysia ataupun di negara lain. Maju terus Nusantara!
Selasa, 24 Februari 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar