Rabu, 04 Maret 2015
Marak kasus begal, Mabes Polri curigai ada agenda terselubung
Kasus begal kian marak terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Bahkan aksi pembegalan semakin hari semakin mengkhawatirkan warga. Peran kepolisian dalam menuntaskan kasus begal pun dipertanyakan.
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Ronny F Sompie mengaku maraknya kasus begal bukan karena ketidakmampuan pihak anggotanya, namun karena adanya hidden agenda (agenda terselubung). Menurutnya, hidden agenda yang disebarkan melalui media sosial itu justru seolah menjelek-jelekan pihak kepolisian.
"Ada upaya secara sistematis dari hidden agenda melalui media sosial, yang membuat seolah-seolah polri tidak mampu menangani kasus begal motor ini. Padahal kasus begal yang terjadi akhir-akhir ini jumlahnya menurun jika dibandingkan tahun lalu," ungkap Ronie ketika dihubungi, Minggu (1/3).
Kesan marak dari kasus begal itu juga diwarnai dengan adanya broadcast wilayah pembegalan atau seputar pembegalan yang mengatasnamakan kepolisian. Ronnie mengatakan bahwa broadcast tersebut palsu, karena pihak kepolisian tidak pernah mengirimkan broadcast seperti itu.
"Sampai saat ini kami masih mengecek tentang penyebaran broadcast itu. Kami juga sedang menyelidiki siapa orang di balik hidden agenda tersebut," lanjut Ronnie.
Namun Ronnie tidak menjelaskan secara rinci perihal agenda terselubung terkait maraknya kasus begal motor ini. Menurutnya, kasus begal bisa terjadi karena adanya waktu dan tempat kosong di mana polisi sudah selesai melakukan patroli. Aksi begal bisa dilakukan saat warga lengah dalam penjagaan.
Soal instruksi tembak di tempat bagi pelaku begal diwajarkan. Hal ini menurut Ronnie, polisi sudah punya standar penggunaan senjata api sendiri yang diatur oleh Undang-Undang. Selain bertujuan untuk melemahkan gerak pelaku, juga untuk memudahkan polisi dalam melakukan tugas.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar